Aura Dasyat Candi Plaosan

candi plaosan

candi plaosan dari utara

Akupa anak berusia enam tahun itu menggigil, memegangi dadanya saat masuk ke bangunan induk Candi Plaosan. Wajahnya memucat, suaranya terbata-bata. “Ibu, dadaku bergetar. Gelap sekali?”, begitu bisiknya dengan lirih. Getaran itu pun dirasa kan Savitri -sang ibu. Rasanya seperti sesak kehabisan udara, terhimpit sesuatu. Tak ada yang terlihat hanya hati dan jantung yang mampu merasa aura candi Plaosan.

Sang ibu pun mendekap anak semata wayangnya, menuntunnya keluar untuk menghirup udara segar, membakar aura buruk dibawah panasnya cahaya matahari. Seolah menemukan kelegaan dari himpitan hidup, detak jantungpun kembali melambat menemukan ritme nya. Mereka pun melangkah melewati gapura dengan dalam perlindungan wajah kala. Baca lebih lanjut