Sleman, JOGJA. Kopi yang satu ini sedang naik daun lho. Kepopulerannya berjalan seiring aktivitas Gunung Merapi. Brandingnya paling mahal karena harus melibatkan Gunung Merapi. Gampangnya makin aktif gunungnya makin populer juga kopi ini. Namanya Kopi Merapi, souvenir istimewa dari desa Koi Petung, Sleman, Yogyakarta.
Kopi Merapi ini tersaji di kedai p’ Sumijo, tepat di puncak Desa Wisata Petung. Bersama managemen Royal Ambarukmo Yogyakarta -RAY dan wartawan, kami bersepeda bersama kesana. Sepeda santai sambil liputan asyiknya bukan main. tak hanya dinikmati, Kopi Merapi ini awalnya bernama kopi turgo, namun tak begitu populer. Sejak erupsi terakhir yang menewaskan juru kunci merapi Mbah Marijan, kopi turgo ini berubah nama menjadi kopi Merapi.
Kopi Merapi ini menggunakan bahan baku dari tanaman kopi yang ditanam di sekitar merapi. Namun biji kopinya merupakan biji kopi yang dipanen sebelum erupsi. Jenis kopinya kopi arabika diolah secara tradisional dengan di sangrai mengunakan kayu bakar.
Soal rasa, bagi saya sebagai orang yang tidak suka kopi, Kopi Merapi memang enak. Kopi arabika ini tak terlalu asam. Menurut p’ Sumijo, rasa Kopi Merapi memang khas karena ditanam di tanah vulkanik hasil erupsi merapi.
“Kadar kafeinnya rendah. Lebih slow gitu loh…” tambahnya.
Kemasan kopi ini juga unik. Kemasan kecil dibungkus pakai cangkir kaleng, sementara kemasan besar dimasukkan dalam karung seperti ini.
jadi pengen njajal..
ayo balik jogja tak antar!!!
Marahi pingin, tapi lama tak post ya.. ? 🙂